Langsung ke konten utama

Gangguan pada Sistem Pencernaan (Obesitas)

Apa itu Obesitas?
Hasil gambar untuk obesitas
Obesitas adalah proporsi lemak tubuh yang berlebihan. Seseorang biasanya dikatakan obesitas jika beratnya 20% atau lebih di atas berat normal. Lalu bagaimana cara mengetahuinya? Cara yang umum digunakan adalah dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index/BMI).
Berat yang normal adalah jika indeks massa tubuhnya berada pada kisaran 18,5 – 24,9; berat badan berlebih jika indeksnya 25 – 29,5; dikatakan obesitas jika indeksnya di atas 30. 


obesitas
Obesity (Wikimedia Commons)



Penyebab obesitas


Obesitas biasanya terjadi jika kalori yang dikonsumsi lebih banyak daripada yang dibakar. Dalam kata lain, makan terlalu banyak dan berolahraga terlalu sedikit. Namun, selain itu terdapat beberapa faktor lainnya yang bisa menyebabkan obesitas, yaitu:
Hasil gambar untuk faktor obesitas
  • Faktor Genetik
    Obesitas cenderung terjadi dalam keluarga, atau secara keturunan. Jika salah satu orang tua memiliki berat badan berlebihan, maka sang anak juga memiliki resiko besar mengalami hal serupa. Memang tidak pasti, namun kecenderungan tersebut ada dan sering tampak dalam kehidupan dan lingkungan kita sehari-hari. Sebuah penelitian mengatakan bahwa jika ibu biologis mengalami obesitas, maka keturunannya memiliki peluang 75% mengalami obesitas juga.
  • Faktor Usia
    Semakin tua, kemampuan tubuh seseorang untuk memetabolisme makanan akan melambat, sehingga tubuh tidak membutuhkan terlalu banyak kalori untuk mengontrol berat badannya.
  • Faktor Gender
    Wanita cenderung mudah mengalami obesitas dibandingkan pria. Hal tersebut disebabkan karena pria memiliki tingkat metabolisme lebih tinggi daripada wanita, bahkan ketika beristirahat/tidur. Itu artinya pria membutuhkan lebih banyak kalori untuk tubuhnya. Sebagai tambahan, ketika wanita memasuki masa menopause tingkat metabolismenya semakin menurun. Karena itu cukup banyak wanita yang menjadi lebih gemuk setelah menopause.
  • Faktor Lingkungan
    Selain faktor genetik, faktor lingkungan juga memegang pengaruh besar terhadap obesitas. Faktor lingkungan meliputi pola hidup atau kebiasaan sehari-hari, seperti apa yang dia konsumsi atau seberapa aktif seseorang setiap harinya.
  • Aktivitas Fisik
    Seseorang yang aktif secara fisik membutuhkan lebih banyak kalori daripada orang yang kurang aktif. Orang yang setiap harinya selalu aktif secara fisik akan membakar lebih banyak kalori, dan bahkan akan menggunakan lemak tubuh sebagai energi jika kalori dalam tubuhnya tidak mencukupi.
  • Obat-obatan tertentu
    Beberapa jenis obat-obatan juga bisa menyebabkan berat badan meningkat secara berlebihan, seperti steroid dan beberapa jenis obat antidepresan.

Resiko ketika mengalami obesitas

Berat badan yang berlebihan atau obesitas adalah ancaman berbahaya bagi kesehatan. Bukannya tanpa alasan, karena obesitas diasosiasikan dengan banyak penyakit. Obesitas bisa memicu banyak gangguan kesehatan dan komplikasi, di antaranya adalah:
  • tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • diabetes tipe 2
  • kolesterol tinggi
  • penyakit jantung
  • stroke
  • gangguan pernapasan
  • masalah tidur, misalnya ngorok atau sleep apnea
  • dan lain sebagainya
Selain itu obesitas juga bisa mempengaruhi seseorang secara emosional. Terlebih lagi di zaman modern saat ini, hal tersebut terjadi sebagai efek dari perlakuan dan diskriminasi –baik langsung maupun tidak langsung– yang sering diterima oleh seseorang yang mengalami obesitas, baik dalam sekolah, bekerja, interaksi sosial, saat mencari pekerjaan, dan lain sebagainya.

Menangani obesitas


Jika anda, atau orang yang dekat dengan anda memiliki indeks masa tubuh di atas 30 (obesitas), maka temuilah dokter untuk berkonsultasi mengenai masalah tersebut serta untuk menyusun program untuk menurunkan berat badan. Obesitas mungkin saja bisa mempengaruhi psikologis atau emosional. Dengan menurunkan dan mengontrol berat badan, maka anda akan menurunkan resiko terserang berbagai penyakit secara drastis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemanfaatan Fitur Rumah Belajar di SMPN 1 Wonosari

Modifikasi Akar

Modifikasi Akar Akar  adalah bagian pokok di samping batang dan daun bagi tumbuhan yang tumbuh menuju inti bumi kormus. Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop), meninggalkan  udara  dan  cahaya Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-daun atau sisik-sisik maupun bagian-bagian lainnya Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya masih kalah pesat jika dibandingkan dengan bagian permukaan tanah Bentuk ujungnya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus tanah Macam perakaran (modifikasi): 1. Akar Tunggang (Tap root) Akar utama umumnya berasal dari radikula, tumbuh tegak ke bawah dan daripadanya tumbuh cabang-cabang akar. Berfungsi sebagai tempat  penimbungan cadangan makanan. Contoh:  a. Akar wortel...

Alat Optik dalam Kehidupan Sehari-Hari : Teropong Bumi

Teropong atau teleskop digunakan untuk memperbesar benda yang sangat jauh letaknya. Pada kebanyakan kasus di dalam penggunaan teropong, benda bisa dianggap berada pada jarak tak terhingga. Galileo, walaupun bukan penemu teleskop, ia mengembangkan teleskop menjadi instrumen yang penting dan dapat digunakan. Galileo merupakan orang pertama yang meneliti ruang angkasa dengan teleskop atau teropong. Dengan penelitiannya tersebut, Galileo akhirnya ia membuat penemuan-penemuan yang mengguncangkan dunia, di antaranya satelit-satelit Jupiter, fase Venus, bercak Matahari, struktur permukaan bulan, dan pernyataannya bahwa galaksi Bimasakti terdiri dari sejumlah besar bintang-bintang individu. Secara garis besar, teleskop atau teropong ada dua macam, yaitu teropong bias dan teropong pantul. Lalu, teropong bias ini sendiri di ada 4 jenis yang umum dipakai oleh orang, yaitu teropong bintang (astronomi), teropong bumi (medan), dan teropong panggung (Galileo). Nah, pada kesempatan kali ini k...